Belajar Toleransi, Mahasiswa PMM 3 di UMS Kunjungi Desa Kemuning
SOLO – Mahasiswa peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 3 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan kunjungan ke salah satu desa toleransi yang ada di Jawa Tengah, tepatnya, Desa Kemuning Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah, Sabtu, (16/9). Kunjungan ke Desa Kemuning ini diikuti mahasiswa PMM 3 UMS serta didampingi oleh Dosen Modul Nusantara.
Agus Triyono, M.Si, salah satu dosen Modul Nusantara yang juga merupakan dosen di Ilmu Komunikasi UMS menyampaikan bahwa tujuan dari kunjungan ke Desa Kemuning kali ini dalam rangka mempelajari praktik toleransi dan kehidupan harmoni sosial yang berlangsung di Kemuning.
“Tujuan kami ke Desa Kemuning untuk mendapatkan wawasan dan ilmu baru serta melihat langsung bagaimana proses yang berlangsung di Desa Kemuning ini. Mengingat Desa Kemuning ini menjadi desa inspiratif yang memiliki toleransi yang kuat,” terang Agus Triyono, Selasa (19/9).
Kepala Desa Kemuning, Widadi Nur Widyoko, menyambut mahasiswa PMM dan menjelaskan bahwa keberagaman dari sisi agama dan kebudayaan di Desa Kemuning masih berjalan dengan baik. Perbedaan yang ada selama ini tidak menjadi penghambat bagi masyarakat untuk saling bersinergi membangun desa.
“Keberagaman kebudayaan di Kemuning sudah ada sejak dahulu, dan masih berjalan dengan baik karena pesan para tetua kami yang selalu memberikan semangat dan motivasi bahwa kita tidak mungkin bisa hidup sendiri,” ungkap Kades yang akrab disapa Yoko itu.
Selain berdialog dengan Kepala Desa Kemuning, mahasiswa juga mengunjungi Dusun Sumber Sari yang dihuni oleh umat Islam dan Hindu yang komposisinya, masing-masing 50%. Sugino, salah satu pemuda desa mengungkapkan bahwa Sumber Sari bisa menjadi contoh hidup rukun antar agama.
“Teman-teman bisa melihat bahwa di tempat ini antara masjid dan pura bisa berdiri berdampingan dan kehidupan masyarakat bisa terjalin dengan baik. Warga Dusun ini saling menjaga dan membantu sama lain dalam melakukan pembangunan ataupun acara tahunan” jelas Sugino yang juga merupakan aktivis Muhammadiyah.
Asrina, salah satu mahasiswa PMM yang berasal dari Universitas Malikussaleh, Aceh mengungkapkan kekagumannya pada Desa Kemuning atas harmoni yang terjalin.
“Saya salut dengan warga Desa Kemuning, meskipun beragam latar belakang agama yang dianut, tapi bisa hidup rukun. Terlebih Dusun Sumber Sari di mana antara masjid dan pura bisa berdiri berdampingan dan tidak pernah terjadi konflik. Ini adalah perwujudkan kebhinekaan yang benar-benar nyata, ” ujar Asrina